Sabtu, 07 November 2015

Konflik Dan Teori Motivasi

A.      Pengertian konflik organisasi
Suatu interaksi pertentangan antara dua atau lebih pelaku. Biasanya orang banyak mengartikan bahwa konflik yaitu pertarungan antara menang atau kalah antara kelompok atau individu yg berbeda pemikiran satu sama lain dalam organisasi. Dengan adanya konflik atau pertentangan yang bersumber dengan komunikasi dan informasi dalam organisasi yang tidak memenuhi sasarannya.


Perbedaan karakteristik dari organisasi , yaitu :

FORMAL
INFORMAL
Hubungan antara atasan dan bawahan ditentukan dengan peraturan
Hubungan antara atasan dengan bawahan berdasarkan kebutuhan masing-masing
Ditetapkannya pemimpin
Terpilihnya pemimpin berdasarkan kesepakatan
Balas jasa dan hukuman sebagai pengendalian perilaku
Pemenuhan kebutuhan sebagai pengendalian
Bawahan tergantung pada atasan
Bawahan kurang bergantung kepada pemimpin



Macam-macam dinamika perilaku dalam organisasi :

1.       Sebagai  wadah
Organisasi bersifat memberikan adanya suatu kepastian dan ketentuan tentang pelaksanaan hubungan kerja antara manusia.
2.       Sebagai proses
Organisasi bersifat dinamis karena ia hidup, selalu bergerak, berkembang dan berubah-ubah.
                Sifat dinamis tersebut dipengaruhi oleh beberapa factor ,yaitu :

1.       Faktor INTERN (dalam)
a.       Tujuan
b.      Manusia-manusia
c.       Tata hubungan
2.       Faktor Ekstern (luar)
a.       Non fisik
a)      Bersifat konstitusional-politis
b)      Bersifat social-politis
c)       Bersifat social-ekonomi
d)      Bersifat social-religius
e)      Bersifat social-kultur
f)       Bersifat teknis-teknologis
b.      Fisik


A.      Jenis dan sumber konflik
1)      Jenis konflik :
1.       Jenis-jenis konflik  berdasarkan peranan:
a.       Konflik peranan (person role conflict)
b.      Konflik antar peranan (inter-role conflict)
Timbul akibat satu orang menjabat dua atau lebih fungsi yang bertentangan
c.       Konflik pemenuhan harapan (intersender conflict)
Memenuhi harapan dari beberapa orang
d.      Konflik akibat informasi tidak sesuai (intrasender conflict)
2.       Jenis-jenis konflik menurut pihak yang bertentangan :
a.       Konflik dalam diri sendiri
b.      Konflik antar individu
c.       Konflik antar individu dan kelompok
d.      Konflik antar kelompok dengan organisasi
e.      Konflik antar organisasi

2)      Sumber konflik :
1.       Kebutuhan untuk membagi  sumber daya yang terbatas
2.       Perbedaan dalam berbagai tujuan ,visi dan misi
3.       Saling ketergantungan pada kegiatan kerja
4.       Perbedaan persepsi
5.       Kemandirian organisasional
6.       Gaya-gaya individual
3)      Penyebab terjadinya konflik :
1.       Tujuan tidak sesuai dengan harapan
2.       Peralatan / lokasi sumberdaya tidak sesuai
3.       Masalah yang tidak jelas
4.       Perbedaan persepsi
A.      Strategi penyelesaian konflik
1)      Strategi dasar dalam penyelesaian konflik :
1.       Kalah-kalah
2.       Menang-kalah
3.       Menang-menang
2)      4 bidang struktur organisasi yang sering menimbulkan masalah :
1.       Konflik hirarkis (antar berbagai tingkatan organisasi)
2.       Konflik fungsional (antar berbagai departemen)
3.       Konflik lini-staf
4.       Konflik formal-informal

B.      Berikan contoh konflik organisasi dg penyelesaiannya
Pembabatan hutan adat di Kalimantan Tengah terus berlangsung seperti terjadi di kawasan hutan Tamanggung Dahiang di Desa Tumbang Dahui, Kecamatan Katingan Hulu, Kabupaten Katingan pada bulan awal Nopember 2002. Kejadian ini sebenarnya telah diketahui oleh seorang tokoh desa bernama Salin R. Ahad yang kemudian permasalahan ini dilaporkan ke Polda, Kejaksaan Tinggi, dan DPRD Propinsi Kalteng yang dianggap menginjak-injak harga diri masyarakat adat dan hukum-hukum adat setempat. Kemudian tokoh desa itu juga mengungkapkan keterlibatan oknum-oknum BPD (Badan Perwakilan Desa) yang ikut membekingi dan melakukan pembabatan hutan adat tersebut.

Kejadian yang hampir sama terjadi pada pertengahan bulan Juni 2002. 189 warga desa di wilayah Kecamatan Gunung Purei, Kabupaten Barito Utara menuntut HPH PT. Indexim dan PT. Sindo Lumber telah melakukan pembabatan hutan di kawasan Gunung Lumut. Kawasan hutan lindung Gunung Lumut di desa Muara Mea itu oleh masyarakat setempat dijadikan kawasan ritual sekaligus sebagai hutan adat bagi masyarakat dayak setempat yang mayoritas pemeluk Kaharingan. Sebelum kejadian ini telah diadakan pertemuan antara masyarakat adat dan HPH-HPH tersebut.

Namun setelah sekian lama ternyata isi kesepakatan tersebut telah diubah oleh HPH-HPH itu dan ini terbukti bahwa perwakilan-perwakilan masyarakat adat dengan tegas menolak dan tidak mengakui isi dari kesepakatan itu.

Selain itu, konflik yang terjadi antara mayarakat desa Tumbang Dahui denga perusahaan PT.Indexin dan PT.Sindo Lumber disebabkan dengan hal-hal seperti berikut:
1.       Masalah tata batas yang tidak jelas dari 2 belah pihak
2.       Pelanggaran adat yang disebabkan perusahaan tersebut
3.       Ketidakadilan aparat hukum dalam menyelsaikan persoalan
4.       Hancurnya penyokong antara masyarakat adat dan masyarakat hutan akibat rusak dan sempitnya hutan
5.       Tidak ada kontribusi positif pengelola hutan dengan masyarakat adat dan masyarakat di sekitar hutan.
6.       Perusahaan tidak melibatkan masyarakat adat dan masyarakat disekitar hutan dalam pengusahaan hutan.
Seharusnya,aparat keamanan yang bertugas melindungi masyarakat bisa menindak lanjuti kedua perusahaan tersebut,karena perusahaan PT.Indexin dan PT.Sindo Lumber telah melanggar tentang pengelolaan hutan.Kedua perusahaan tersebt telah membabat habis hutan di kawasan gunung lumut tersebut, apalagi hutan tersebut merupakan hutan lindung. Selain itu aparat kemanan juga dapat menangkap oknum BPD tersebut, karena oknum tersebut terlibat langsung dalam kerjasama dengan kedua perusahaan tersebut. Oknum ini harusnya menghalangi tindakan kedua perusahaan tersebut dalam pembabatan hutan.
    
Agar menghindari konflik dengan masyarakat sekitar,perusahaan juga seharusnya bersikap baik dalam lingkumgan sekitar.Seperti tidak melakukan pembabatan hutan lindung. Lalu jika melakukan penebangan pohon di hutan, harus melakukan reboisasi(penanaman ulang pohon). Hormat kepada masyarakat sekitar dan adat dan berlaku, karena masyarakat Kalimantan terkenal dengan adatnya yang harus di jaga secara turun menurun. Jika hal itu dilakukan oleh perusahaan, mungkin tidak ada yang namanya konflik eksetrnal.


C.      Pengertian motivasi organisasi
Motivasi adalah keadaan seseorang yang mendorong keinginan seseorang untuk melakukan kegiatan yang berguna dalam mencapai suatu tujuan.

D.      Teori motivasi organisasi
1)      Abraham Moslow (teori hirarki kebutuhan)
Pada diri manusia ada 5 jenjang kebutuhan :
1.       Psikologis
2.       Keamanan
3.       Social
4.       Penghargaan
5.       Aktualisasi diri
2)      Mc. Clelland (teori motivasi berprestasi)
Tiga kebutuhan manusia :
1.       Kebutuhan prestasi (dorongan untuk mengungguli)
2.       Kebutuhan afilasi (hasrat untuk berhubungan antar pribadi yang ramah dan akrab)
3.       Kebutuhan kekuasaan (kebutuhab untuk membuat orang lain berperilaku tidak dipaksa)
3)      Federick Herzberg (teori motivasi 2 faktor)
Factor yang meenimbulkan kepuasan kerja kerja yang terpiah dan berbeda dari factor yang menimbulkan ketidakpuasan kerja.
4)      Mc. Gregor (teori X dan Y)
Ada 2 kodrat manusia :
1.       X  : tipe manusia yang kogratnya negative (-)
Tipe sifatnya :
a)      Menjadi pekerja yang malas
b)      Tidak suka bekerja
c)       Pekerjaannya harus dipaksa ,di bombing ,dikendalikan dengan hukuman
d)      Mempunyai ambisi yang kecil
2.       Y  : tipe manusia yang kodratnya positif (+)
Tipe sifatnya :
a)      Komitmen pada sasaran
b)      Dapat menerima,dan mengusahakan untuk bertanggung jawab
c)       Dapat mengambil keputusan inovatif

sumber :
-buku catatan TOU semester 2
-materi dosen TOU semester 2
-https://nidafe.wordpress.com/2013/12/25/contoh-konflik-dalam-organisasi-dan-penyelesaiannya/

Selasa, 29 September 2015

TEORI ORGANISASI UMUM (softskill)


A.      Pengertian organisasi, manajemen, dan tata kerja
1.       Organisasi
Pada dasarnya Organisasi adalah  tempat atau wadah dimana orang-orang berkumpul, kerjasama secara rasional dan sistematis, terencana, terorganisasi, terpimpin dan terkendali, dalam memanfaatkan sumber daya (sumber daya seperti uang, material, mesin, metode, lingkungan), sarana-parasarana, data, dan lain sebagainya yang digunakan secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan organisasi
2.       Manajemen
Manajemen adalah seni melaksanakan dan mengatur. Manajemen secara universal belum memiliki difenisi yang tepat dan dapat diterima. Mary Parker Follet mendifinisikan manajemen sebagai seni menyelesaikan pekerjaan tapi melalui orang lain, artinya seorang manajer bertugas mengatur dan mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi. Manajemen juga adalah proses kegiatan pencapaian tujuan melalui kerjasama antar manusia. Untuk mencapai sasaran secara efektif dan efesien, manajemen perlu melewati beberapa proses , yaitu proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya.
3.       Tata kerja
Tata Kerja adalah cara melaksanakan suatu pekerjaan dengan benar dan berhasil guna atau bisa mencapai tingkat efisien yang maksimal.

B.      Ciri-ciri organisasi
1.       Mempunyai tujuan & sasaran
2.       Mempunyai keterikatan format dan tata tertib yang harus ditaati
3.       Adanya kerja sama dari sekelompok orang
4.       Mempunyai koordinasi tugas dan wewenang

C.      Unsur-unsur organisasi
1.       Man
Man (orang-orang), dalam kehidupan organisasi atau ketatalembagaan sering disebut dengan istilah pegawai atau personnel. Pegawai atau personnel terdiri dari semua anggota atau warga organisasi, yang menurut fungsi dan tingkatannya terdiri dari unsur pimpinan (administrator) sebagai unsur pimpinan tertinggi dalam organisasi, para manajer yang memimpin suatu unit satuan kerja sesuai dengan fungsinya masing-masing dan para pekerja (nonmanagement/workers). Semua itu secara bersama-sama merupakan kekuatan manusiawi (man power) organisasi.
2.       Kerjasama
Kerjasama merupakan suatu perbuatan bantu-membantu akan suatu perbuatan yang dilakukan secara bersama-sama untuk mencapai tujuan bersama. Oleh karena itu, semua anggota atau semua warga yang menurut tingkatan-tingkatannya dibedakan menjadi administrator, manajer, dan pekerja (workers), secara bersama-sama merupakan kekuatan manusiawi (man power) organisasi.
3.       Tujuan bersama
Tujuan merupakan arah atau sasaran yang dicapai. Tujuan menggambarkan tentang apa yang akan dicapai atau yang diharapkan. Tujuan merupakan titik akhir tentang apa yang harus dikerjakan. Tujuan juga menggambarkan tentang apa yang harus dicapai melalui prosedur, program, pola (network).
4.       Peralatan (equipment)
Unsur yang keempat adalah peralatan atau equipment yang terdiri dari semua sarana, berupa materi, mesin-mesin, uang, dan barang modal lainnya (tanah, gedung/bangunan/kantor).
5.       Lingkungan (environment)
Faktor lingkungan misalnya keadaan sosial, budaya, ekonomi, dan teknologi. kebijaksanaan (policy), strategi, anggaran (budgeting), dan peraturan-peraturan (regulation) yang telah ditetapkan. Dan juga beberapa tujuan tertentu.

D.      Tipe dan bentuk organisasi
1.       Tipe organisasi:
Tipe organisasi memandang organisasi dari segi jumlah dan susunan pejabat atau jumlah satuan organisasi yang terdapat dalam organisasi. Makin banyak jumlah satuan organisasi dalam organisasi, maka jumlah pejabatnya juga semakin banyak. Secara hirarki, satuan oganisasi dapat di bedakan menjadi :
a.       Satuan organisasi utama
adalah satuan organisasi yang ada langsung di bawah pucuk pimpinan
b.      Satuan organisasi lanjutan
adalah satuan organisasi yang ada langsung di bawah satuan organisasi utama
c.       Sub-satuan organisasi lanjutan
adalah satuan organisasi yang langsung ada di bawah satuan organisasi lanjutan
d.      Satuan organisasi operasional
adalah satuan organisasi yang ada langsung di bawah sub-satuan organisasi lanjutan
                                Menurut tipenya, organisasi di bedakan menjadi :
1)      Tipe piramid mendatar
Ciri-ciri :
a)      Jumlah satuan organisasi dikit
b)      Jumlah pekerja cukup banyak
c)       Formasi jabatan untuk tingkat pimpinan sedikit
Keunggulan :
a)      Biaya overhead relative murah
b)      Para bawahan mampu mengatasi berbagai masalah
c)       Hubungan pribadi antar anggota sangat erat
Kelemahan :
a)      Kesempatan untuk menduduki jabatan sangat terbatas
b)      Hanya cocok untuk organisasi yang relative kecil
2)      Tipe kerucut
Ciri-ciri :
a)      Jumlah satuan organisasi banyak
b)      Rentang kendali sempit
c)       Jarak antara pimpinan di atas dengan pimpinan tingkat bawah terlalu jauh
Keunggulan :
a)      Pengendalian dapat di lakukan secara efektif
b)      Di berikannya motivasi kepada para bawahan agar bisa mendaatkan jabatan yang tinggi
c)       Semangat kerja yang sangat tinggi
Kelemahan :
a)      Hubungan antar pribadi makin kurang
b)      Hubungan lebih bersifat formalsehingga regid (kaku)
3)      Tipe piramid terbalik
Ciri-ciri :
a)      Jumlah pimpinan lebih besar daripada jumlah pekerja.
b)      Pegawai pangkat tinggi lebih besar daripada yang berpangkat rendah
Keunggulan :
Cocok untuk organisasi-organisasi yang pangkatan pegawainya berdasarkan atas jabatan fungsional.
                                                                Kelemahan :
Organisasi yang peng-angkatan pegawainya berdasarkan pada formasi jabatan struktural

2.       Bentuk organisasi
Bentuk organisasi memandang organisasi dari segi tata hubungan, wewenang,(authority), tanggungjawab (responsibility)yang ada dalam suatu organisasi. Tata hubungan fungsi adalah tata-hubungan pemberian perintah dari setiap pimpinan satuan organisasi yang ada di bawah pucuk pimpinan kepada semua pelaksana yang ada sepanjang perintah itu menyangkut bidang tugas atau kerjanya. Tiga macam tata-hubungan :
a.       Staff
b.      Lini
c.       Fungsi
maka macam-macam bentuk organisasi ,yaitu :
a.       Bentuk organisasi staff(staff organization)
hanya terdapatnya pucuk pimpinan dan staff yang memberikan bantuan pemikiran berupa saran atau nasihat kepada pucuk pimpinan.
Di dalam prakteknya tidak ada organisasi yang murni organisasi staff, karena tidak ada pimpinan yang membutuhkan nasihat saja, tetapi biasanya dikombinasi dengan bentuk organisasi lain.
b.      Bentuk organisasi lini(line organization)
Disebut juga dengan organisasi garis atau bentuk organisasi komando.bentuk organisasi ini adalah suatu bentuk organisasi di mana pimpinan dipandang sebagai sumber kekuasaan tunggal. Pucuk pimpinan yaitu segala ketentuan, keputusan atau segala kebijaksanaan ada si tangan satu orang.
c.       Bentuk organisasi fungsional(functional organization)
Dalam organisasi ini wewenang di limpahkan oleh pucuk pimpinan kepada unit-unit di bawahnya atas dasar fungsi, dan pimpinan dari tiap unit berhak untuk memerintahkepada semua pelaksana yang ada di bawahnya sepanjang menyangkut bidang tugas masing-masing.
d.      Bentuk organisasi fungsional dan lini
Merupakan perpaduan antara organisasi fungsional dan organisasi lini/garis. wewenang dari pucuk impinan di limpahkan kepada unit-unit organisasi yang ada di bawahnya dalam bidang-bidang pekerjaan tertentu sesuai kebutuhan organisasi. masing-masing pimpinan dari setiap unit berhak memerintah semua satuan pelaksana yang ada sepanjang menyangkut bidang tugas masing-masing.
e.      Bentuk organisasi fungsional dan lini dan staff
Suatu organisasi yang merupakan perpaduan dari tiga bentuk organisasi, yaitu organisasi fungsional, organisasi lini, dan organisasi staf yang mana wewenang dari pucuk pimpinan di limpahkan kepada unit-unit organisasi di bawahnya dalm bidang-bidang pekerjaa  tertentu sesuai kebutuhan organisasi.
f.        Bentuk organisasi lini dan stf
Merupakan perpaduan antara dua  bentuk organisasi ,yaitu  organisasi lini dan organisasi staf. wewenang diserahkan dari pucuk pimpinan kepada unit-uunit organisasi yang ada di bawahnya dalam semua bidang pekerjaan dan dibawah pucuk pimpinan ditempatkan staf.
g.       Bentuk organisasi panitia
Panitia adalah sekelompok orang yang ditunjuk untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan khusus yang tidak dapat diselesaikan seseorang  (pejabat/pimpinan) atau beberapa orang(dewan). wewenagyang dimiliki oleh panitia berbeda-beda:
1)      Wewenang untuk mengambil fungsi-fungsi manajemen dan sebaliknya.
2)      Panitia yang berhak membuat keputussssan ,tetapi ada pula yang terikat pada masalh yang dihadapi tanpa ,e,punyai wewenang untuk membuat keputusan .
3)      Ada panitia yang bertugas untuk memberikan rekomendasi kepada pimpinan /manajer.

menurut sifatnya ,panitia dapat dibedakan menjadi panitia yang bersifar  formal ,informal, permanen, dan temorer.



E.       STRUKTUR DAN SKEMA ORGANISASI
1.       struktur organisasi
Struktur Organisasi adalah susunan dan hubungan-hubungan antar komponen bagian-bagian dan posisi-posisi dalam suatu organisasi, sedangkan disetiap komponen dari organisasi tersebut adalah saling tergantung, apabila setiap bagian dapat dikelola dengan baik maka organisasi tersebut pun akan ikut membaik.

2.       skema/bagan organisasi
Bagan/skema organisasi adalah suatu upaya dengan tulisan atau lisan untuk menunjukan tingkatan organisasi.Menurut Keith Davis ada 6 bagan bentuk struktur organisasi yaitu :
a.       Bentuk Vertikal
b.      Bentuk Mendatar / horizontal
c.       Bentuk Lingkaran / circular
d.      Bentuk Setengah lingkaran / semi Sircular
e.      Bentuk Elliptical
f.        Bentuk Piramida terbalik (Invented Piramid)

1)      Bagan mendatar ialah bentuk bagan organisasi yang wewenangnya dari pucuk pimpinan sampai dengan satuan organisasi atau pejabat yang terendah disusun dari kiri kea rah kanan atau sebaliknya.
2)      Bagan Lingkaran ialah bentuk bagan organisasi yang saluran wewenangnya dari pucuk pimpinan sampai dengan satuan organisasi atau pejabat yang terendah disusun dari pusat lingkaran ke aarah bidang lingkaran.
3)      Bagan Setengah lingkaran ialah bentuk bagan organisasi yang saluran wewenang dari pucuk pimpinan sampai dengan satuan organisasi atau pejabat yang terendah disusun dari pusat lingkaran kearah bidang bawah lingkaran atau sebaliknya.
4)      Bagan Elips ialah bentuk bagan satuan organisasi yang saluran wewenangnya dari pucuk pimpinan sampai dengan satuan organisasi atau pejabat yang terendah disusun dari pusat Elips kearah bidang elips
Setiap bentuk bagan organisasi yang ada menggambarkannya dapat dibalik, kecuali bagan lingkaran, bagan elips dan bagan sinar.
a.       Bagan pyramid dapat disusun dari bawah kea rah atas,
b.      bagan mendatar dapat disusun dari kanan kea rah kiri,
c.       bagan menegak (Vertikal) dapat disusun dari bawah ke atas,
d.      bagan setengah lingkaran dapat di susun dari pusat lingkaran ke arah bidang atas lingkaran,
e.      bagan setengah elips dapat disusun dari pusat elip kea rah bidang atas elip.
f.        Dalam bagan lingkaran, bagan elip dapat pula digambar satuan organisasi atau pejabat yang lebih rendah kedudukannya terletak di atas, tetapi ini semua tidak mengubah jenjang ataupun kedudukan yang sesungguhnya.

Kamis, 25 Juni 2015

tugas akhir Ilmu Budaya Dasar

Nama : Delfi Arsita 
Kelas : 1KA23
NPM : 12114652

1. kompetensi dasar apa yang ingin dicapai setelah anda belajar Ilmu Budaya Dasar?
2. apa pendapat kalian tenteang perbedaaan suku-suku yang ada di indonesia dapat bersatu menjadi satu kesatuan yang disebut bhineka tunggal ika yang menjadi dasar negara indonesia?
3. Manakah yang benar, kebudayaan adalah produk manusia atau manusia produk kebudayaan.(jelaskan)

jawaban :
  1. kompetensi yang saya dapat setelah belajar ilmu budaya dasar,saya bisa mengetahui budaya- budaya yang berada di indonesia. dan saya bisa merasakan seperti adventure / berpetualangan walaupun hanya bisa membacanya saja. Dan yang bisa saya ambil dari pelajran IBD adalah indonesia sangatlah kaya budaya ,walaupun mereka berbeda - beda budaya tapi mereka masih bisa bersatu.
  2. Indonesia mempunyai beragam suku, tetapi dari beragam suku-suku yang berbeda kita tetap bhineka tunggal ika yang artinya berbeda-beda tetapi tetap satu jua,maka dengan kalimat tersebut dapat disimpulkan bahwa setiap perbedaan suku - suku di indonesia tetapi tetap satu, yang mungkin membedakan adalah letak dan keberadaan suku-suku tersebut yang menyebar luas di negara kita.semua suku pada hakekatnya memiliki tujuan yang sama tujuan yang baik yang mulia yang mereka percayai dari jaman nenek moyang mereka hingga jaman modern seperti saat ini, dengan seperti itu kita mengetahui bahwa budaya kita kuat, budaya kita mampu bertahan di tengah jaman modern seperti ini, tidak ada yang membedakan tidak ada perbedaan karena setiap budaya, setiap suku mempunyai kepercayaan dan ciri khasnya masing-masing. dengan begitu tidak ada yang membedakan karena semua suku dan budaya memiliki tujuan yang sama tujuan yang baik dan mulia seperti berdirinya negara kita tercinta ini.
  3. kebudayaan adalah produk manusia,karena manusia yang membuat dan menciptakan kebudayaan dari masing-masing pemikiran para manusia . maka dari itu budaya manusia itu berbeda beda

Sabtu, 18 April 2015

Kebudayaan Suku Asmat - Adat-Istiadat Suku Asmat

Di Indonesia bagian Timur, tepatnya di Papua, ada sebuah suku nan hasil ukirannya sangat unik dan terkenal di bagian Indonesia lainnya, termasuk bagian bumi di luar Indonesia. Suku nan dimaksud adalah suku Asmat nan merupakan bagian dari kebudayaan suku Asmat .

Jumlah populasi suku Asmat nan berkisar 70.000 orang terbagi dalam dua populasi besar, yaitu mereka nan tinggal di pedalaman dan mereka nan tinggal di pesisir pantai. Cara hidup, ritual, kebiasaan, sistem sosial, dan dialek bahasa kedua populasi ini sangat berbeda. Suku Asmat nan tinggal di daerah pesisir pantai dibagi menjadi suku Bisman dan suku Simai.


Kebudayaan Suku Asmat - Kehidupan Sosial dan Ekonomi Suku Asmat


Suku Asmat ialah sebuah suku di papua. suku asmat dikenal dengan hasil ukiran kayunya nan unik. populasi suku asmat terbagi dua yaitu mereka nan tinggal di pesisir pantai dan mereka nan tinggal di bagian pedalaman. kedua populasi ini saling berbada satu sama lain dalam hal cara hidup,sturktur sosial dan ritual.populasi pesisir pantai selanjutnya terbagi kedalam dua bagian yaitu suku bisman nan berada di antara sungai sinesty dan sungai nin serta suku simai.

Satu kampung diisi sekitar 35 jiwa sampai 2000 jiwa. Mereka tinggal di Rumah Bujang dan rumah keluarga. Rumah Bujang biasa dipakai buat kegiatan upacara adat atau upacara keagamaan. Adapun, rumah keluarga dihuni oleh beberapa keluarga dan digunakan buat aktivitas sehari-hari.

Sebelum mengenal bercocok tanam, kebudayaan suku Asmat berburu buat memenuhi kebutuhan hidupnya. Hewan nan sering diburu ialah babi hutan. Mereka juga mengumpulkan makanan dengan cara mengambil tepung dari pohon sagu serta memancing.

Mereka mulai mengenal bercocok tanam ketika bersentuhan dengan orang-orang di luar sukunya. Mereka mulai menanam sayur-sayuran dan kacang-kacangan serta mereka juga mulai beternak. Alasan lain mereka mulai bercocok tanam dan beternak ialah keadaan hutan nan sudah banyak berubah sehingga mengganggu persediaan makanan atau hewan buruan mereka.

Karena sering kontak dengan masyarakat dari luar, suku Asmat mulai mengenal uang, nasi, dan ikan. Mereka mulai menggunakan baju dari kain layaknya orang dari luar Papua. Mereka juga sudah meninggalkan kanibalisme, yakni cara hayati nan mengkonsumsi sesama jenis (manusia). Orang nan mereka anggap musuh akan dibunuh dan bagian-bagian tubuhnya dikonsumsi bersama.


Kebudayaan Suku Asmat - Mengenal Budaya Suku Asmat


Orang-orang Asmat pandai membuat hiasan ukiran. Hebatnya, mereka membuat ukiran tanpa membuat sketsa terlebih dahulu. Ukiran-ukiran nan mereka untuk memiliki makna, yaitu persembahan dan ucapan terima kasih kepada nenek moyang. Bagi suku Asmat, mengukir bukan pekerjaan biasa. Mengukir ialah jalan bagi mereka buat berhubungan dengan para leluhur.

Ukiran patung suku Asmat berkaitan dengan kepercayaan mereka. Ukiran merupakan penghubung mereka nan saat ini masih hayati dengan leluhur. Mereka mempresentasikan roh-roh para leluhur ke dalam ukiran-ukiran di tiang kayu, tameng, atau perahu. Patung nan terkenal dan dianggap paling sakral ialah patung Bis (bioskokombi).

Kini, pembuatan patung dan ukiran lainnya bagi suku Asmat bukan hanya bernilai sakral, tetapi bernilai hemat juga. Patung ini banyak diminati oleh para kolektor, baik dalam negeri maupun dari luar negeri.

Selain ukiran, suku Asmat mempunyai Norma merias paras dan tubuhnya dengan berbagai warna. Warna-warna nan dipakai biasanya warna-warna alami sebab bahannya pun dari alam. Misalnya, buat rona merah diambil dari tanah merah, buat rona hitam diambil dari arang kayu, dan buat rona putih diambil dari kulit kerang nan dihaluskan.

Untuk rona merah, mereka dapatkan dari tanah merah nan banyak di sekitar mereka. Rona putih mereka dapatkan dari kulit kerang nan sebelumnya ditumbuk sampai halus. Dan, rona hitam, mereka dapatkan dari arang kayu, nan juga ditumbuk sampai halus. Selain budaya, penduduk kampung syuru juga amat piawai membuat ukiran seperti suku Asmat umumnya.

Orang-orang suku Asmat percaya bahwa roh orang nan sudah meninggal bisa menyebabkan bala bagi orang nan masih hidup, menyebabkan peperangan, juga menyebarkan penyakit. Untuk menghindari hal tersebut, orang-orang suku Asmat akan membuat patung dan menyelenggarakan berbagai macam pesta. Di antaranya ialah pesta Bis, pesta Perah, pesta Ulat Sagu, dan pesta Topeng.

Ukiran bagi kebudayaan suku Asmat dapat menjadi penghubung antara kehidupan masa kini dengan kehidupan leluhur. di setiap ukiran bersemayam gambaran dan penghargaan atas nenek moyang mereka nan sarat dengan kebesaran suku Asmat.

Patung dan ukiran umumnya mereka untuk tanpa sketsa. Bagi suku Asmat kala menukir patung ialah saat di mana mereka berkomunikasi dengan leluhur yag ada di alam lain. itu dimungkinkan sebab mereka mengenal tiga konsep dunia, yaitu Amat ow capinmi (alam kehidupan sekarang), Dampu ow campinmi (alam pesinggahan roh nan sudah meninggal), dan Safar (surga).

Konon patung Bis ialah bentuk patung nan paling sakral. Namun kini membuat patung bagi kebudayaan suku Asmat tak sekadar memenuhi panggilan tradisi. Sebab hasil ukiran itu juga mereka jual kepada orang asing di saat pesta ukiran. mereka tahu hasil ukiran tangan dihargai tinggi antara Rp. 100 ribu hingga jutaan rupiah diluar Papua.


Kebudayaan Suku Asmat - Adat-Istiadat Suku Asmat


Secara umum, kondisi fisik anggota masyarakat kebudayaan suku Asmat, berperawakan tegap, hidung mancung dengan rona kulit dan rambut hitam serta kelopak matanya bulat. Disamping itu, suku Asmat termasuk ke dalam suku Polonesia, nan juga terdapat di New Zealand, Papua Nugini.

Dalam kehidupannya, suku Asmat memiliki 2 jabatan kepemimpinan, yaitu kepemimpinan nan berasal dari unsur pemerintah dan kepala adat atau kepala suku nan berasal dari masyarakat. Sebagaimana lainnya, kepala adat atau kepala suku dari suku Asmat sangat berpengaruh dan berperan aktif dalam menjalankan tata pemerintahan nan berlaku di lingkungan ini.

Segala kegiatan dalam kebudayaan suku Asmat selalu didahului oleh acara adat nan sifatnya tradisional, sehingga dalam melaksanakan kegiatan nan sifatnya resmi, diperlukan kerjasama antara kedua pimpinan buat memperlancar proses tersebut.

Bila kepala suku telah mendekati ajalnya, maka jabatan kepala suku tak diwariskan ke generasi berikutnya, tetapi dipilih dari orang nan berasal dari fain , atau marga tertua di lingkungan tersebut atau dipilih dari seorang pahlawan nan sukses dalam peperangan. Sebelum para misionaris pembawa ajaran agama datang ke wilayah ini, masyarakat suku Asmat menganut Animissme. Dan kini, masyarakat suku ini telah menganut berbagai macam agama, seperti Protestan, Khatolik bahkan Islam.

Dalam menjalankan proses kehidupannya, masyarakat dalam kebudayaan suku Asmat menjalankannya melalui berbagai proses, sebagai berikut:


Kehamilan


Selama proses ini berlangsung, bakal generasi penerus dijaga dengan baik agar bisa lahir dengan selamat dengan donasi ibu kandung alau ibu mertua. Generasi penerus akan didik berdasarkan adat-istiadat nan berlaku dalam kebudayaan suku Asmat .


Kelahiran

Kebudayaan suku Asmat dalam proses kelahiran, tak lama setelah si jabang bayi lahir dilaksanakan upacara selamatan secara sederhana dengan acara mutilasi tali pusar nan menggunakan Sembilu, alat nan terbuat dari bambu nan dilanjarkan. Selanjutnya, diberi ASI sampai berusia 2 tahun atau 3 tahun.


Pernikahan

Proses ini berlaku bagi seorang baik pria maupun wanita nan telah berusia 17 tahun dan dilakukan oleh pihak orang tua lelaki setelah kedua belah pihak mencapai kesepakatan dan melalui uji keberanian buat membeli wanita dengan mas kawinnya piring kuno nan berdasarkan pada nilai uang kesepakatan kapal bahtera Johnson, bila ternyata ada kekurangan dalam penafsiran harga bahtera Johnson, maka pihak pria wajib melunasinya dan selama masa pelunasan pihak pria dilarang melakukan tindakan aniaya walaupun sudah diperbolehkan tinggal dalam satu atap.

Dalam memenuhi kebutuhan biologisnya, baik kaum pria maupun wanita melakukannya di ladang atau kebun, disaat prianya pulang dari berburu dan wanitanya sedang berkerja di ladang. Selanjutnya, ada peristiwa nan unik lainnya dimana anak babi disusui oleh wanita suku ini hingga berumur 5 tahun.


Kematian

Bila kepala suku atau kepala adat nan meninggal, maka jasadnya disimpan dalam bentuk mumi dan dipajang di depan joglo suku ini, tetapi bila masyarakat umum, jasadnya dikuburkan. Proses ini dijalankan dengan iringan nyanyian berbahasa Asmat dan mutilasi ruas jari tangan dari anggota keluarga nan ditinggalkan.

Masyarakat dalam kebudayaan suku Asmat melakukan kegiatan bercocok tanam di ladang, dengan jenis tanamannya wortel, matoa, jeruk, jagung, ubi jalar dan keladi juga beternak ayam, babi. Demikian menariknya adat istiadat suku ini, sehingga perlu dilestarikan. Disamping itu juga, bisa digunakan sebagai obyek pariwisata buat mendapatkan devisa bagi negara.

Selasa, 24 Maret 2015

contoh makalah filsafat islam (sejarah dan perkembangannya)



FILSAFAT  ISLAM SEJARAH  DAN PERKEMBANGANNYA

MAKALAH FILSAFAT ISLAM
Dosen Pengampu: Rukanda SG S.Sos.I






Disusun Oleh:
1.      Nina Nurazizah
2.      Delfi Arsita
3.      Nuratnasari
4.      Siti Fatma Latukau

FAKULTAS TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) AL FATAH
CILEUNGSI BOGOR
2014-2015



DAFTAR ISI
1.      Cover……………………………………………………………………………....  1
2.      Daftar Isi…………………………………………………………...……...............   2
3.      Bab I Pendahuluan……………………………………………….………………..  3
A.    Latar Belakang………………………….………….………...……………   3
B.     Rumusan Masalah…………………………………………………………   3
C.     Tujuan……………………………….…………….....................................   3
4.      Bab II Pembahasan………………………………………………….………….....   4
1.      Sejarah Singkat Timbulnya Filsafat Islam........................................................    5

2.   Perkembangan Filsafat ………………………………………………… …….   4
A.  Faktor Munculnya Filsafat Islam…………………………………………..        4
B.  Periodisasi  Perkembangan  Filsafat  Islam………………………………...        6
1. Periode awal perkembangan Islam……………………………………     6
2. Periode klasik………………………………………………………….     6
3. Periode Modern…………………………………………………………  7
C.  Ciri - Ciri Filsafat  Islam…………………………………………………….      8
1.      Sebagai Filsafat Relegius……………………………………………   8
2.      Filsafat  Rasional………………………………………………….              8
3.      Filsafat Sinkretis  ……………………………………………………  8
4.  Filsafat yang Berhubungan Kuat dengan Ilmu Pengetahuan….......         9
 D.  Tokoh – Tokoh  Filsafat  Islam………………………………………….....       9
1.   Al-Kindi……………………………………………………………...     9
2.  Al-Farabi……………………………………………………….   ……..  9
3.  Ibnu Sina………………………………………………………..  ……..  10
4.  Ibnu Miskawaih (W. 1030 M).………………………………..... ……..  10
5.      Bab III Penutup…………………………………………………………....…..…..  11
a.       Kesimpulan………………………………………………………… ……..  11
b.      Saran ……………………………………………………………………...   11
c.       Daftar Pustaka………………………………………………            …….............   12


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Awalnya filsafat disebut sebagai induk ilmu pengetahuan (mother of science) sebab filsafat seakan-akan mampu menjawab pertanyaan tentang segala sesuatu atau segala hal, baik yang berhubungan dengan alam semesta, maupun manusia dengan segala problematika dan kehidupannya. Namun seiring dengan perubahan zaman, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang melahirkan berbagai disiplin ilmu baru dengan masing-masing spesialisasinya, filsafat seakan-akan telah berubah fungsi dan perannya.

B. Rumusan Masalah
1.      Bagaimana Sejarah dan Perkembangan Filsafat Islam  ?
2.      Apa Saja Faktor Munculnya Filsafat Islam?
3.      Bagaimana Periodisasi  Perkembangan  Filsafat  Islam?
4.      Apa saja Ciri - Ciri Filsafat  Islam? 
5.      Siapa Saja Tokoh – Tokoh  Filsafat  Islam?



C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Sejarah Fisafat Islam.
2. Untuk Mengetahui Perkembangan Filsafat Islam.









BAB II

PEMBAHASAN

1.      SEJARAH SINGKAT TIMBULNYA FILSAFAT ISLAM

Sejarah filsafat bermula di pesisir Samudra Mediterania bagian Timur pada abad ke-6 SM. Sejak semula filsafat ditandai dengan rencana umat manusia untuk menjawab persoalan seputar alam, manusia, dan Tuhan. Itulah sebanya filsafat pada gilirannya mampu melahirkan sains-sains besar, seperti fisika, etika, matematika dan metafisika yang menjadi batu bata kebudayaan dunia.
Cara pemikiran Filsafat secara teknis muncul pada masa permulaan jayanya Dinasti Abbasiyah. Di bawah pemerintahan Harun al ¡Vrasyid, dimulailah penterjemahan buku-buku bahasa Yunani kedalam bahasa Arab. Orang-orang banyak dikirim ke kerajaan Romawi di Eropa untuk membeli manuskrip. Awalnya yang dipentingkan adalah pengetahuan tentang kedokteran, tetapi kemudian juga pengetahuan-pengatahuan lain termasuk filsafat.
Penterjemahan ini sebagian besar dari karangan Aristoteles, Plato, serta karangan mengenai Neoplatonisme, karangan Galen, serta karangan mengenai ilmu kedokteran lainya, yang juga mengenai ilmu pengetahuan Yunani lainnya yang dapat dibaca alim ulama Islam. Tak lama kemudian timbulah para filosof-filofof dan ahli ilmu pengetahuan terutama kedokteran di kalam umat Islam.
Ketika filsafat bersentuhan dengan Islam maka yang terjadi bahwa filsafat terinspirasi oleh pokok-pokok persoalan yang bermuara pada sumber-sumber Wahyu Islam. Semua filosof muslim seperti al Kindi, al Farabi, Ibn Sina, Mulla Sadra,Suhrawardi dan lain sebagainya hidup dan bernafas dalam realitas al Quran dan Sunnah. Kehadiran al Quran dan Sunnah telah mengubah pola berfilsafat dalam konteks Dunia Islam. Realitas dan proses penyampaian al Quran merupakan perhatian utama para pemikir Islam dalam melakukan kegiatan berfilsafat.


2.  PERKEMBANGAN FILSAFAT ISLAM

A.  Faktor Munculnya Filsafat Islam
Pemikiran filsafat masuk ke dalam Islam melalui filsafat Yunani yang dijumpai kaum Muslimin pada abad ke-8 Masehi atau abad ke-2 Hijriah di Suriah, Mesopotamia, Persia, dan Mesir.
Dalam Ensiklopedi Islam terbitan Ichtiar Baru Van Hoeve dijelaskan bahwa kebudayaan dan filsafat Yunani masuk ke daerah-daerah itu melalui ekspansi Alexander Agung, penguasa Macedonia (336-323 SM), setelah mengalahkan Darius pada abad ke-4 SM di kawasan Arbela (sebelah timur Tigris).
Alexander Agung datang dengan tidak menghancurkan peradaban dan kebudayaan Persia, bahkan sebaliknya, ia berusaha menyatukan kebudayaan Yunani dan Persia. Hal ini telah memunculkan pusat-pusat kebudayaan Yunani di wilayah Timur, seperti Alexandria di Mesir, Antiokia di Suriah, Jundisyapur di Mesopotamia, dan Bactra di Persia.
Pada masa Dinasti Umayyah, pengaruh kebudayaan Yunani terhadap Islam belum begitu nampak karena ketika itu perhatian penguasa Umayyah lebih banyak tertuju kepada kebudayaan Arab. Pengaruh kebudayaan Yunani baru nampak pada masa Dinasti Abbasiyah karena orang-orang Persia pada masa itu memiliki peranan penting dalam struktur pemerintahan pusat.
Para Khalifah Abbasiyah pada mulanya hanya tertarik pada ilmu kedokteran Yunani berikut dengan sistem pengobatannya. Tetapi kemudian mereka juga tertarik pada filsafat dan ilmu pengetahuan lainnya. Perhatian pada filsafat meningkat pada zaman Khalifah Al-Makmun (198-218 H/813-833 M).
Kelahiran ilmu filsafat Islam tidak terlepas dari adanya usaha penerjemahan naskah-naskah ilmu filsafat dan berbagai cabang ilmu pengetahuan ke dalam bahasa Arab yang telah dilakukan sejak masa klasik Islam.  Dalam Ensiklopedi Tematis Dunia Islam: Pemikiran dan Peradaban disebutkan bahwa usaha penerjemahan ini tidak hanya dilakukan terhadap naskah-naskah berbahasa Yunani saja, tetapi juga naskah-naskah dari bebagai bahasa, seperti bahasa Siryani, Persia, dan India.[1][1]
Perkembangan filsafat Islam, hidup dan memainkan peran signifikan dalam kehidupan intelektual dunia Islam. Jamal al-DÄ«n al-Afgani, seorang murid Mazhab Mulla Shadra saat di Persia, menghidupkan kembali kajian filsafat Islam di Mesir. Di Mesir, sebagian tokoh agama dan intelektual terkemuka seperti Abd. al-Halim Mahmud, Syaikh al-Azhar al-marhum, menjadi  pengikutnya.
Filsafat Islam di Persia, juga terus berkembang dan memainkan peran yang sangat penting meskipun terdapat pertentangan dari kelompok ulama Syi’ah. Tetapi patut dicatat bahwa Ayatullah Khoemeni, juga mempelajari dan mengajarkan al-hikmah (filsafat Islam) selama berpuluh puluh tahun di Qum, sebelum memasuki arena politik, dan juga Murtadha Muthahhari, pemimpin pertama Dewan Revolusi Islam, setelah revolusi Iran 1979, adalah seorang filosof terkemuka. Demikian pula di Irak, Muhammad Baqir al-Shadr, pemimpin politik dan agama yang terkenal, adalah juga pakar filsafat Islam.[2][2]

B.  Periodisasi  Perkembangan  Filsafat  Islam
Jalaluddin dan Usman Said dalam bukunya Filsafat Pendidkan Islam Konsep dan Perkembangan mengemukakan perkembangan periodisasi filsafat pendidikan Islam sebagai berikut:
1. Periode awal perkembangan Islam
Pemikiran mengenai filsafat pendidikan pada periode awal ini merupakan perwujudan dari kandungan ayat-ayat al-Qur’an dan al-hadis, yang keseluruhannya membentuk kerangka umum ideologi Islam. Dengan kata lain, bahwa pemikiran pendidikan Islam dilihat dari segi al-Qur’an dan hadis, tidaklah muncul sebagai pemikiran yang terputus, terlepas hubungannya dengan masyarakat seperti yang digambarkan oleh Islam. Pemikiran itu berada dalam kerangka paradigma umum bagi masyarakat seperti yang dikehendaki oleh masyarakat. Dengan demikian pemikiran mengenai pendidikan yang dilihat dalam al-Qur’an dan hadis mendapatkan nilai ilmiahnya. Pada periode kehidupan Rasulullah Saw tampaknya mulai terbentuk pemikiran pendidikan yang bersumber dari al-Qur’an dan Hadits secara murni. Jadi hal-hal yang berkaitan dengan pendidikan berbentuk pelaksanaan ajaran al-Qur’an yang diteladani oleh masyarakat dari sikap dan prilaku hidup Nabi Muhammad saw.
2. Periode klasik
Periode klasik mencakup rentang masa pasca pemerintahan khulafa’ al-Rasyidun hingga awal masa imperialis Barat. Rentang waktu tersebut meliputi awal kekuasaan Bani Ummayah zaman keemasan Islam dan kemunduran kekuasaan Islam secara politis hingga awal abad ke-19.
            Walaupun pembagian ini bersifat tentative, namun terdapat beberapa pertimbangan yang dijadikan dasar pembagian itu. Pertama, sistem pemerintahan; kedua, luas wilayah kekuasaan; ketiga, kemajuan-kemajuan yang dicapai; dan  keempat, hubungan  antar  negara.
Dari dasar pertimbangan tersebut, maka diketahui bahwa di awal periode klasik terlihat munculnya sejumlah pemikiran mengenai pendidikan. Pemikiran mengenai pendidikan tersebut tampak disesuaikan dengan kepentingan dan tempat serta waktu. Beberapa karya ilmuan Muslim pada periode klasik yang karya-karyanya secara langsung memuat pembahasan  mengenai  pendidikan  yaitu:
Ibn Qutaibah (213-276 H), nama lengkapnya Abu Muhammad Abdullah Ibn Muslim Qutaibah al-Dainuri, keahliannya adalah bahasa Arab dan sejarah; karya yang terkenal : al-Ma’ani al-Kabirah, syakl al-Qur’an, Gharib al-Qur’an, Ta’wil Mukhtalaf al-Hadits, Fadhl al-Arab, al-Syi’r wa al-Syu’ara; al-Ma’arif, al-Radd ‘ala al Jahimmiyah wa al-Musyibbihah, Imamah wa al-Siyasah, dan ‘Uyun al-Akhbar. Pemikirannya menyangkut tentang masalah pendidikan bagi kaum wanita, ilmu yang bermanfaat dan nilai-nilai bagi yang mengembangkannya.
Perkembangan filsafat pendidikan Islam pada periode klasik ini masih menyimpan tokoh-tokoh seperti ; Ibnu Masarrah (269-319) yang pemikirannya menyangkut tentang jiwa dan sifat-sifat manusia, Ibnu Maskawaih (330-421), pemikirannya tentang pentingnya pendidikan akhlak, Ibnu Sina (370-428), karya besarnya as-Syifa dan al-Qanun al-Tibb sebuah karya ensiklopedi kedokteran, dan Al-Gazali (450/1058-505/1111 M), karya besarnya sering menjadi acuan berbagai pandangan masyarakat dan sangat terkenal yaitu Ihya’ Ulum al-Din, menurutnya bahwa pendidikan yang baik adalah yang dapat mengantarkan manusia kepada keridhaan Allah swt., yang tentunya selamat hidup dunia dan akhirat.
3. Periode Modern
Periode modern merujuk pada pembagian periodesasi sejarah Islam, yaitu menurut Harun Nasution, bahwa periode modern dimulai sejak tahun 1800 M. periode ini ditandai dengan dikuasainya Bani Abbas dan Bani Ummaiyah secara politik dan dilumpuhkan oleh imperialis Barat. Namun ada tiga kerajaan besar Islam yang masih memegang hegemoni kekuasaan Islam, yaitu Turki Usmani (Eropa Timur dan Asia-Afrika), kerajaan Safawi (Persia), dan kerajaan Mughol (India).
Beberapa pemikir pendidikan yang tersebar di sejumlah kekuasaan Islam tersebut sebagai tokoh yang ada kaitannya dengan perkembangan filsafat pendidikan Islam pada periode modern, seperti:
Isma’il Raj’i al-Faruqi (1921-1986), membidangi secara profesional bidang pengkajian Islam, pemikirannya tersebar di berbagai dunia Islam, dan karya pentingnnya; Cristian Ethics, An Historical Atlas of Religions of the World, Trialogue of Abrahamic Faith, dan The Cultural Atlas of Islam, pandangannya bahwa umat Islam sekarang berada dalam keadaan yang lemah, dan dualisme sistem pendidikan yang melahirkan kejumudan dan taqlid buta. Oleh sebab itu pendidikan harus dikembangkan ke arah yang lebih modern dan berorientasi  ketauhidan.
Puncak dari pemikiran filsafat pendidikan Islam periode modern terangkum dalam komperensi pendidikan Islam sedunia di Makkah tahun 1977 sebagai awal pencetusan konsep tentang penanganan pendidikan Islam. Selanjutnya di Islamabad (1980) menghasilkan pedoman tentang pembuatan pola kurikulum, di Dhakka (1981) menghasilkan tentang perkembangan buku teks, dan di Jakarta (1982) telah menghasilkan tentang metodologi pengajaran.
C.  Ciri - Ciri Filsafat  Islam
Filsafat Islam  mempunyai ciri-ciri  sebagai berikut :
1.      Sebagai Filsafat Relegius.                                                                                                                                                                                             
Topik-topik filsafat Islam bersifat relegius, dimulai dengan meng-Esakan Tuhan dan menganalisis secara universal dan menukik ke teori keTuhanan yang tak terdahuluaisebelunya. Seolah-olah menyaingi alairan kalamiah Mu’tazilah dan Asy’ariyah yang mengoreksi kekurangan nya dan berkonsentrasi mengambarkan Allah Yang Maha Agung dalam pola yang berlandasan tajrid (pengabstrakan), tanzih (penyucian), keesaan mutlak dan kesempurnaan total. Dari Yang Esa ber-emanasi segala sesuatu. Karena Ia  pencita, maka Ia menciptakan dari bukan sesuau, menciptakan alam sejak azzali, mengatur dan menatanya. Karena alam merupakan akibat bagi-Nya, maka dalam wujud dan keabadian-Nya, maka Ia menciptakannya karena semata-mata anugerah-Nya.  
2.      Filsafat  Rasional.                                                                                                                                                                                              
Akal manusia juga merupakan salah satu potensi jiwa dan disebut rasional soul. Walaupun berciri khas relegius-spritual, tetapi tetap bertumpu pada akal dalam menafsirkan problematika ketuhanan, manusia dan alam, karena wajib al-wujud adalah akal murni. Ia adalah obyek berpikir sekaligus obyek pemikiran.
3.      Filsafat Sinkretis                                                                                                                                                                            
Filsafat Islam memadukan antara sesama filosof. Memadukan berarti mendekatkan dan mengumpulkan dua sudut, dalam filsafat ada aspek-aspek yang tidak  sesuai dengan agama. Sebaliknya sebagian dari teks agama ada yang tidak sejalan dengan sudut pandang filsafat. Para filosuf Islam secara khusus konsentrasi mempelajari Plato dan Ariestoteles. Untuk itu mereka menerjemahkan dialog-dialog penting Plato. Republik, hukum, Themaus, Sophis, Paidon, dan Apologia (pidato pembelaan Socretes).
4.      Filsafat yang Berhubungan Kuat dengan Ilmu Pengetahuan
Saling take and give, karena dalam kajian-kajian filosof terdapat ilmu pengetahun dan sejumlah problematika saintis, sebaliknya dalam saintis terdapat prinsip-prinsip dan teori-teori filosofis.  Filosof Islam menganggap ilmu-ilmu pengetahuan rasional sebagai bagian dari filsafat.  Misalnya adalah buku As-Syifa’   milik Ibnu  Sina yang merupakan Encyclopedia,  Al-Qanun, kemudian Al-Kindi mengkaji masalah-masalah matematis dan fisis. Al-Farabi mempunyai kajian Ilmu ukur dan mekanik.
D.  Tokoh – Tokoh  Filsafat  Islam
1.   Al-Kindi
Hidup  pada tahun 796-873 M  pada masa  khalifah al-Makmun dan  al-Mu’tashim. Al-Kindi  menganut aliran Mu’tazilah dan kemudian belajar filsafat.  Menurut Al-Kindi filsafat yang paling tinggi adalah filsafat tentang Tuhan. Kata Al-Kindi : Filsafat yang termulia dan tertinggi derajatnya adalah filsafat utama, yaitu ilmu tentang Yang Benar Pertama, yang menjadi sebab dari segala yang benar. Masih menurut Al-Kindi kebenaran ialah bersesuaian apa yang ada dalam akal dan yang  ada diluar akal.
Di dalam alam terdapat benda-benda yang dapat ditangkap dengan panca indra. Benda-beanda ini merupakan juz’iyat. Yang terpenting bagi filsafat bukan  juz’iyat yang tak terhingga banyaknya, tetapi yang terpenting adalah hakekat yang terdapat dalam juz’iyat, yaitu kauliyat.  Kemudian filsafatnya  yang lain yaitu tentang jiwa d an  roh. [3][3]
2.  Al-Farabi
Al-Farabi hidup tahun 870-950 M, dia meninggal dalam usia 80 tahun. Filsafatnya yang terkenal adalah teori emanasi (pancaran). Filsafatnya mengatakan bahwa yang banyak ini timbul dari Yang Satu. Tuhan bersifat Maha Satu tidak berubah, jauh dari materi , jauh dari arti banyak, Maha sempurna dan tidak berhajat apapun. Kalau demikian hakekat sifat Tuhan, bagaimana terjadinya alam  materi yang banyak ini dari yang Maha satu  ?
Menurut Al-Farabi alam terjadi dengan cara emanasi atau pancaran dari Tuhan yang berubah menjadi suatu maujud. Perubahan itu mulai dari akal pertama sampai akal kesepuluh. Kemudian dari akal kesepuluh muncullah berupa bumi serta roh-roh dan materi pertama yang menjadi dasar dari empat unsur: api, udara, air dan tanah. Pada falsafat kenabian dia mengatakan bahwa Nabi dan rasul adalah pilihan, dan komunikasi dengan akal kesepuluh terjadi bukan atas usaha sendiri tetapi atas pemberian Tuhan.
3.  Ibnu Sina
Ibnu Sina lahir di Asyfana 980 M dan wafat di Isfahana tahun 1037 M. Pemikiran terpenting yang dihasilkan oleh Ibnu Sina adalah tentang jiwa.  Ibnu Sina juga menganut paham pancaran, jiwa manusia memancar dari akal kesepuluh. Dia membagi jiwa dalam tiga bagian, yaitu jiwa tumbuh-tumbuhan (nafsu nabatiyah), jiwa binatang ( nafsu hayanawiyah), dan jiwa manusia (nafsu  natiqah).
Filsafat tentang wahyu dan nabi ia berpendapat, bahwa Tuhan menganugrahkan akal meteriil yang besar lagi kuat yang disebut al-hads (intuisi). Tanpa melalui latihan dengan mudah dapat berhubungan dengan akal aktif  dan mudah dapat menerima cahaya atau wahyu dari Tuhan. Akal yang seperti ini mempunyai daya suci (quwwatul qudsiyah). Ini bentuk akal tertinggi yang dapat diperoleh manusia, dan terdapat hanya pada nabi-nabi.
Dari beberapa kajian diatas, filosof muslim dalam pemikirannaya selalu bersandar kepada Tuhan, meskipun rasio digunakan secara bebas dan radikal,  namun masih terkendali oleh wahyu yang merupakan  pangkal dari agama Islam.
4.      Ibnu Miskawaih (W. 1030 M).
Beliau lebih dikenal dengan filsafat akhlaknya yang tetuang dalam bukunya, Tahzib al-Akhlak. Menurutnya, akhlak adalah sikap mental atau jiwa yang menimbulkan perbuatan-perbuatan tanpa pemikiran yang dibawa sejak lahir. Kemudian ia berpendapat bahwa jiwa tidak berbentuk jasmani dan mempunyai bentuk tersendiri. Jiwa memiliki tiga daya yang pembagiannya sama dengan pembagian al-Kindi. Kesempurnaan yang dicari oleh manusia ialah kebajikan dalam bentuk  ilmu  pengetahuan dan tidak tunduk pada hawa nafsu  serta  keberanian dan  keadilan.







BAB III
PENUTUP
1.       Kesimpulan
Filsafat telah berkembang dan berubah fungsi dari induk ilmu pengetahuan menjadi semacam pendekatan dan perekat berbagai macam ilmu pengetahuan yang telah berkembang pesat dan terpisah satu dengan lainnya (interdisciplinary approach), dan lebih kental lagi bahwa filsafat sebagai alat analisis dalam memecahkan permasalahan filosofis dari dunia ilmu pengetahuan dan kehidupan manusia (philosophical analysis)
Perkembangan filsafat pendidikan Islam terbagi dalam periode awal jaman permulaan Islam yang dibawa Rasul Muhammad saw., dan khulafa al-Rashidin, periode klasik yang dimulai dari pasca pemerintahan khulafa al-Rashidun sampai awal masa imperialisme Barat, rentang itu dapat pula dimulai dari awal kekuasaan Bani Ummayyah sampai pada kemuduran kekuasaan Islam secara politis hingga abad ke-19, dan periode modern dan perkembangan filsafat pendidikan Islam yang mencuat dalam sebuah konferensi pendidikan Islam sedunia.
Perbandingan  antara  Filsafat Barat dan Filsafat Islam   adalah  sebagai berikut :
Persamaannya, sama-sama berpikir radikal, bebas. Kedua-duanya menggunakan logikal akal, dialektika.  Kedua-duanya berfikir tentang realitas alam, kosmologi.
Perbedaannya:
a.    Filsafat Barat  - Menggunakan rasio,  Berpijak pada hal-hal yang konkrit,   Hanya berfilsafat.
b.     Filsafat Islam  -   Berfilsafat  menggunakan akal dan  bersandar  pada wahyu, -   Ruang lingkup pembahasannya yang abstrak maupun konkrit, fisik maupun metafisik,    Berfilsafat untuk mendekatkan diri kepada Allah dan memahami realitas alam, Berfilsafat dimulai dengan keimanan kepada Allah.

2.      Saran
Di samping mempelajari ilmu dalam perspektif fardhu ‘ain. Juga tak kalah pentingnya mempelajari ilmu perspektif  Fardhu Kifayah seperti Ilmu tentang Filsafat Islam serta sejarahnya.


DAFTAR PUSTAKA


Arifin, H.M, 2000. Filsafat Pendidikan Islam.  Jakarta: Bumi Aksara.
 Jalaluddin dan Usman Said, 1999. Filsafat Pendidikan Islam Konsep dan Perkembangan.
Jakarta: Rajawali Pers.
 Langgulung, Hasan, 1995. Beberapa Pemikiran Tentang Pendidikan Islam. Bandung: Al-Ma’arif.
 www.republika.co.id
www.referensimakalah.com