Minggu, 26 Oktober 2014

ISD (Ilmu Sosial Dasar) sebagai MKDU

ISD (Ilmu Sosial Dasar) sebagai MKDU 

 

1. Tujuan Pendidikan Tinggi

   Tujuan pendidikan tinggi pada dasarnya adalah untuk memelihara keseimbangan kehidupan masyarakat yang pada dasarnya berarah menuju kadar intelektual meningkat dan kedewasaan moral dimana diperlukan pendekatan khusus untuk penyelesaian permasalahannya. Penyelesaian tersebut memerlukan pendekatan.
Dalam menghadapi permasalah pembangunan, pendidikan tinggi tidak sekedar berpartisipasi dalam pembangunan secara material,namun harus berpegang teguh pada berbagai keyakinan yang secara alami memberikan watak pada misi pendidikan tinggi, yaitu perhatian yang mendalam pada etika dan moral yang luhur.
   Didalam keterpurukan yang berlarut hingga dewasa ini , disadari bahwa permasalah utamanya adalah moral dan tatanan moral masyarakat. Ini dapat di lihat dari ketidaktaatan terhadap aturan-aturan yang telah disepakati bersama, aturan sering dikesampingkan demi kepentingan sesaat. Oleh karena itu misi pendidikan tinggi kedepan adalah memperbaiki tatanan moral masyarakat, pendidikan tinggi harus memandang tatanan moral sebagai bagian dari mata rantai usaha pendidiakn bagsa , pada hakekatnya merupakan proses regenerasi moral yang luhur.

   Opini : Menurut saya memang benar pada masa-masa sekarang ini pertumbuhan moral pelajar ataupun mahasiswa semakin banyak penyimpangan atau tidak sesuai dengan norma-norma yang ada,contohnya saja banyak mahasiswa atau pelajar yang tauran merokok di kelas dan lain sebagainya, contoh diatas sudah cukup sebagai gambaran bahwa moral mahasiswa sekarang ini telah menurun.

Studi Kasus:
   Untuk mengantisipasi meningkatnya jumlah penggunaan narkoba di kalangan pelajar Polda Metro Jaya bekerja sama dengan Dinas Pendidikan DKI Jakarta berencana untuk memasukkan mata pelajaran narkoba ke dalam kurikulum. Direktur Narkoba Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Pol. Anjan P Putra berkata “Jelas pelajar SMP dan SMA tercatat pengguna narkoba tertinggi, sedangkan murid SD sedikit sekali,” Jumat (4/6) di Jakarta.
   Kerjasama meliputi pelatihan guru Bimbingan Konseling menjadi penyuluh pencegahan, pemberantasan, penyalahgunaan dan peredaran gelap dan narkoba di lingkungan sekolah.
Ia menambahkan pihak kepolisian sudah menyiapkan instruktur pelatihan terhadap guru sebanyak 20 orang terdiri dari Polda Metro Jaya, Badan Narkotika Nasional, konselor, mantan pecandu dari panti rehabilitasi, dokter dan psikologi.

Opini : antisipasi Polda Metro Jaya dalam menekan tingkat pemakaian narkoba dikalangan mahasiswa dan pelajar sangatlah baik, karena selain dapat memberikan efek jera dapat juga dapat mengurangi tingkat penggunaan narkoba.

2. Pendidikan tinggi diharapkan dapat menghasilkan sarjana-sarjana yang mempunyai seperangkat pengetahuan yang terdiri atas:

          1. Kemampuan akademis; adalah kemampuan untuk berkomunikasi secara ilmiah, baik lisan maupun tulisan, menguasai peralatan analisis, maupun berpikir logis, kritis, sitematis, dan analitis, memiliki kemampuan konsepsional untuk mengidentifikasi dan merumuskan masalah yang dihadapi, serta mampu menawarkan alternative pemecahannya
           2. Kemampuan professional; adalah kemampuan dalam bidang profesi tenaga ahli yang bersangkutan. Dengan kemampuan ini, para tenaga ahli diharapkan memiliki pengetahuan dan ketrampilan yang tinggi dalam bidang profesinya.
         3. Kemampuan personal ; adalah kemampuan kepribadian. Dengan kemampuan ini para tenaga ahli diharapkan memiliki pengetahuan sehingga mampu menunjukkan sikap, dan tingkah laku, dan tindakan yang mencerminkan kepribadian Indonesia, memahami dan mengenal nilai-nilai keagamaan, kemasyarakatan, dan kenegaraan, serta memiliki pandangan yang luas dan kepekaan terhadap berbagai masalah yang dihadapi oleh masyarakat Indonesia.

Opini : Dengan memiliki tiga kemampuan diatas diharapkan para sarjana mampu menjadi orang-orang yang berkembang dalam segala aspek dan dapat melahirkan sebuah generasi baru yang berpendidikan dan cerdas, sehingga hal tersebut dapat memperbaiki kehidupan bangsa Indonesia.

Studi kasus : Certified Competency Development and Professional Program (CCDP Program) didisain sebagai solusi atas kesenjangan kompetensi tenaga kerja saat ini dan pada masa yang akan datang. Program ini sangat revolusioner karena difokuskan pada kebutuhan dan keterampilan yang memadai dan dipersyaratkan sebagai professional dalam waktu yang relatif singkat, sehingga cocok bagi lulusan SMA/SMK/MA atau mahasiswa/alumni PT yang ingin memiliki keterampilan nyata. CCDP Program dirancang untuk menyediakan tenaga ahli yang memiliki pemahaman yang baik dalam aspek-aspek teoritis maupun kemampuan keterampilan praktis yang nyata di bidang industry Telecommunication, Internet, Multimedia, dan Creative (Edutainment/Entertainment), atau saat ini lebih dikenal sebagai TIME industry.

Opini : Certified Competency Development and Professional Program merupakan suatu program yang sangat baik digunakan dalam dunia kerja karena dapat menjadikan tenaga kerja terampil dan ahli dalam waktu singkat dan dapat bekerja secara professional.


3. Latar belakang diberikannya ISD
   Latar belakang diberikannya ISD adalah banyaknya kritik yang ditujukan pada sistem pendidikan kita oleh sejumlah para cendikiawan, terutama sarjana pendidikan, sosial dan kebudayaan. Mereka menganggap sistem pendidikan kita berbau colonial, dan masih merupakan warisan sistem pendidikan Pemerintah Belanda, yaitu kelanjutan ari politik balas budi yang dianjurkan oleh Conrad Theodhore van Deventer. Sistem ini bertujuan menghasilkan tenaga-tenaga terampil untuk menjadi “tukang-tukang” yang mengisi birokrasi mereka di bidang administrasi, perdagangan, teknik dan keahlian lain, dengan tujuan ekspoitasi kekayaan Negara.

Opini : Sebenarnya kritik dan saran yang ditujukan pada system pendidikan kita adalah baik adanya, karena dapat mengembangkan system pendidikan kita menjadi lebih baik dan proses pelaksnaannya menjadi lebih terarah. Sehingga kemajuan yang diharapkan dari diberikanya ISD ini dapat terlaksana.

Studi kasus : di dalam setiap universitas dan lembaga-lembaga pendidikan lainya kini sudah diterapkan system dimana tujuan sistem tersebut adalah membangun sikap dan prilaku mahaswiswa yang baik dikalangan masyarakat dan sekitarnya.


Opini : Dengan adanya ilmu social dasar yang diberikan, diharapkan mahasiswa dapat berkomunikasi, bertindak secara positif. Namun hal tersebut diabaikan oleh sebagian mahasiswa, sehingga justru tujuan dari pembelajaran ilmu social dasar itu sendiri kurang berdampak atau dalam kata lain kurang efektif.


4. Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian ISD
   Tegasnya ilmu sosial dasar adalah usaha yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk menkaji gejala-gejala sosial agar daya tanggap, persepsi , dan penalaran mahaiswa dalam menghadapi lingkungan sosialnya dapat ditingkatkan sehingga kepekaan mahasiswa pada lingkugnan sosialnya dapaat menjadi lebih besar.

Opini : apabila ISD ini sudah bisa terwujud dengan baik serta pengetahuan dasar dan pengertian umum mengenai apa itu ISD sudah dapat dicerna secara baik mungkin akan ada yang namanya keseimbangan antara mahasiswa dengan mahasiswa ataupun mahasiswa dan lingkungannya yang akan berdampak positif dalam kehidupan berbangsa dan bernegara ini.

Studi kasus :
   Berdasarkan data Education At a Glance: Indonesia – World Bank (Last updated November, 2008) – jumlah populasi usia 0-14 tahun di Indonesia sekitar 64,1 juta jiwa. Hal ini menandakan kita berpeluang menjadi negara produktif seandainya anak-anak bangsa ini dapat mengenyam pendidikan dengan baik. Namun fakta justru bertolak 180o, dimana kemiskinan telah memperkecil kesempatan dalam mengakses pendidikan karena biaya yang tak terjangkau.
Menurut data Departemen Pendidikan Nasional, angka putus sekolah jenjang pendidikan SD/MI antara tahun 2005/06 –2006/07 sebanyak 615.411 siswa. Sementara untuk pendidikan di SMP/MTs sebesar 232.834 siswa pada tahun yang sama. Kenyataan ini sungguh memprihatinkan, ditengah para pemimpin kita mengeluarkan banyak uang berebut puncak kekuasaan, di sisi lain anak-anak bangsa ini membutuhkan dana untuk hal yang lebih penting, yakni mengakses dunia pendidikan.

Opini : sangatlah ironi jika melihat kenyataan mengenai dunia pendidikan yang bisa dikatakan masih ada banyak hal yang perlu dibenahi.namun apa kenyataannya? Pemerintah tidak cepat turun tangan dalam mengatasi masalah tersebut, malahan mereka hanya menghabiskan ber milyar-milyar uang hanya untuk membangun kekuasaan mereka. Tidakah mereka berfikir bahwa hal tersebut berbahaya? Dan dimanakah ilmu social dasar bisa diterapkan dikalangan pelajar sementara mereka tidak mendapatkan pendidikan yang layak?